Loading....
LAZNAS Dewan Dakwah - Gempa berkekuatan 5,6 SR meluluhlantakkan Cianjur pada Senin (21/11). Bukan hanya rumah-rumah warga, tapi sarana ibadah seperti masjid dan mushala juga rata hancur dan rata dengan tanah.
"Perkenalkan nama saya aceng abdul hamid. Kurang lebih 3 minggu saya menjadi relawan di cianjur. Ada hal yg membuat miris dan mengusik hati. Sebagian besar masyarakat terdampak gempa sangat membutuhkan bimbingan keagamaan yg lebih jauh lagi. Kebanyakan dari mereka, bahkan ada yang tidak bisa baca AlQuran. Tapi, qodarulloh kami ini terkendala keadaan ekonomi untuk membeli AlQuran termasuk untuk mendirikan madrasah dan masjid darurat." berikut ucap salah satu relawan yang mengabdi di cianjur.
Selain meredupkan aktivitas warga, gempa juga turut meredupkan keceriaan anak-anak yang biasanya mengaji bersama di masjid-masjid dan mushola. Masjid-masjid dan mushola runtuh melumpuhkan aktivitas ibadah dan belajar mengaji mereka dan merusak Al-Quran dan Iqra’ anak-anak.
Tim kemanusiaan dan relawan para da’i Laznas Dewan Da’wah berupaya untuk menghidupkan kembali tempat ibadah mereka dengan membangun masjid darurat.
Di masa darurat tanggap bencana. Laznas Dewan Dakwah telah mendirikan mushola daruruat sederhana; bertiang bambu, beratap dan beralaskan terpal. Namun keadaan Cianjur yang tiap hari diguyur hujan, hempasan airnya masuk ke dalam tenda membuat mushala basah dan becek tiap akan digunakan.
Laznas Dewan Dakwah menginisiasi pembangunan Masjid Darurat Semi Permanen. Tiangnya dibuat kuat dari baja ringan, tempat sujudnya dibuat nyaman, atapnya melindungi dari hujan.
Saat ini, bangunan masjid darurat semi permanen banyak masyarakat dan para pengungsi, masih dibutuhkan 10 masjid darurat semi permanen lain untuk dibanguna di berbagai wilayah desa terdampak di Cianjur, Jawa Barat.
Masjid semi permanen yang sudah terbangun oleh Laznas Dewan Da’wah saat ini sudah ada yang terbangun, di antaranya adalah masjid semi permanen di Kampung Karamat, Desa Sukamulya, Kecamatan Cugenang, dan masjid semi permanen di Kampung Nagrog, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang.
Alhamdulillah, masjid semi permanen tersebut sudah bisa digunakan untuk shalat lima waktu berjama’ah dan shalat jum’at. Bahkan, begitu antusias banyak banyaknya warga yang datang, jama'ah sampai meluber ke luar masjid menggunakan alas untuk ibadah.
Selain itu, di masjid darurat ini Dewan Da’wah juga rutin menempatkan pemuda tangguh guru ngaji dari Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir untuk menghidupkannya, diantara untuk membersamai shalat berjama'ah, serta membimbing bacaan hingga hafalan Al-Qurannya.
Yuk, mari bergotong-royong bantu masyarakat Cianjur bangkit mulai masjid.
Bangun 10 masjid darurat semi permanen untuk masyarakat terdampak gempa Cianjur.